Selasa, 20 November 2012

wonderwomen

heran gak kenapa aku jadi puitis seperti dua puisi dibawah ini? enggak. ihh jawab aja iya. "iya-iya heran kok kenapa jadi galauan mellow gini kamu" *nanya sendiri jawab sendiri..gakpapa udah biasa* . bukan bukan bukan megan bukan galau enggak kok enggak. :" . Cuma mellow efek dari berdomisili lingkungan yang salah yaitu lingkungan Anak-anak Cinta aja. puisi yang pertama bikin 3 orang nangis..entahlah mungkin bagi orangorang yang PERNAH merasakan aja yang tersentuh, kalo gapernah ya gak kerasa..kemana aja masamuda lo #upss....dan  ada yg request suruh bikin lagi..akhirnya bikin lagi..dan nambah 2 yg ke-jleb. Semoga bikin org jleb itu gak dosa :"   "maafin aim ya Allah"......
yah semua itu terinspirasi dari kawankwan saya..dan...oke..yaaa..saya mengaku...ada unsur curcol..dikit kok..dikit dikit doanngg..suerr...dikit..
dan apa itu anak anak cinta? *mengalihkan*
dilingkungan tempat saya hidup dirumah kedua saya di Padmanaba :* lebih spesifiknya di kelas saya lebihspesifiknya orang macam dila,dinda,yaya,anggi,anjita dll makhluk makhluk itu lah yg menginspirasi. karena cerita dan keadaan mereka yang sangat......bagaikan sebuah bilangan dibagi dengan 0 (nol) yaitu tidak terdefinisikan..ya keadaan mereka sangat tdk terdefinisikan. *ngaca* iya biar saya nggak dimarahin mereka saya ngaca..saya juga tidak terdefinisikan..puas.ya.
ada yang bertepuk sebelah tangan, pacarnya di amerika..bulebule gituhh *seriuss* ada yang LDR beda sekolahan....ya jarak..semuanya jarak..ada yang satu sekolah tapi terasa ada jarak walau raga sedekat jengkal :p ada yang diduain..dimainin..ada yg smsnya gapernah dibales..ada yg sekali sms 700 perak..gila 700 perak kali 3 sms bisa buat beli eggroll satu kembalian 100..beraneka ragam. dan tak lain dan tak bukan beberapa mereka memliki kebiasaan yg sama yaitu nunggu ada sms,nyanyi sejadijadinya denga suara paspasan, bikin puisi,menikmati senja,menikmati hujan,hujanhujanan,makan beling, garuk aspal, dan hal hal absurd dan mengerikan lainnya. *ini anakcinta atau pemain debus..entahlah*
yang palingmencolok dari anakcinta adalah...segalanya dihubung hubungin sama perasaannya atau sesuatu yang jleb. misal
lagi di Bis pulang dr pantai, hujanhujan gitu. sambil ngemil dia bilang "ini Popcorn apa kamu sih..manis" atau "ini Popcorn atau kisah cinta kita sih...pahit" atau lagi hujan di bis dia bilang "Ini hujan apa mata aku sih..keluar air muluk" atau "ini cuaca atau hati kamu sih,..dingin banget" atau "ini jalan apa kamu sih..nikung muluk"  naaaahh gitugit deh. atau gak lagi dikelas:
temen:  "eh ini tugas dikerjain sampai mana"
si anakcinta menjawab "Sampai ...matii kisaah ini kaan kujagaaaaa..hingaa berakhhirr.." *malahnyanyi*
atau
temen : "eh makan yuk.."
sianakcinta : "enggak ah..kenyang..kenyang dengan semua harapan dari dia "
atau di lab.fisika
guru : "jadi batunya dari atas dijatuhkan kebawah agar..."
sianakcinta : "pak jangan dijatuhin pak..sakit tauk rasanya.."
atau di jalan Raya di traffic light sianakcinta saling bertemu
sianak cinta 1 : "ssssstt...hati kamu berserakan tuh dijalanan"
sianakcinta 2 : "biar aja..cuma dia yang bisa bikin hati ku utuh kembali"
*terus mereka berdua berpelukan di zebracross nangis ditiang lampumerah menggeliatggeliat*

sebenernya semua ilustrasi diatas Nyata. *kecuali yg bagian nangis ditiang lampumerah -.-*
intinya mereka curcol gak kenal tempat dan waktu.

sebenernya hal hal itu wajar wajar aja, bentuk ekpresi seorang anak muda, ekspresi yang buat asik asikan sisan curhat lah intinya. buat seruseruansih mengeluarkan perasaan yang terpendam dan tak tersampaikan *ciaat*
nahbegitulah sedikit cerminan anakanakcinta , sosok sosok yang kuat lah intinya seriusan mereka itu tahan banting dengan kondisi apapun.seorang ....WONDERWOMEN WANNA BE !

*antiklimaks* *ngantuk* *benderaputih* *wassalam*


Kamis, 15 November 2012

JARAK


Jarak.
Penghalang  yang membuatku benar benar tak berkutik, diam seribu bahasa, diam dalam sunyi dan berkata “yah aku bisa apa”
Jarak.
Bukan aku yang membuat. Bukan kamu pula yang membuat. Tapi takdir. Memang sudah menjadi  jalan kita. Lalu aku diam dan berkata “yah aku bisa apa”
Jarak.
Membuat rinduku semakin tak wajar. Kita masih dalam satu waktu saja sudah membuatku resah. Bagaimana jika sudah berbeda ruang dan waktu...
Jarak.
Jarak juga yang membuat kita tak bisa melihat bulan yang sama, senja yang sama bahkan diwaktu yang sama
Jarak.
Untuk sekedar bertemu saja sulit. Selalu ada alasan. Selalu ada penghalang. Selalu tertunda. Aku sibuk. Kamu sibuk. Berjanji besok, bagaimana jika lusa, atau minggu depan, dua minggu lagi, bulan depan atau tahun depan...malah pada akhirnya tidak menemukan titik terang
Jarak.
Aku tak tau kau sedang dimana, sedang apa disana, dengan siapa. Semua rasa rindu,kecewa,curiga,pedih, kesalahpahaman,resah menunggu,kesal semua kupendam sendiri. Kutanggung sendiri. Berusaha untuk kunikmati.
Jarak.
Seperti melihat senja dipesisir pantai. Terlihat sangat dekat dan cantik. Padahal sangat jauh dan sulit diraih
Jarak.
Membuat ku merasa sebenarnya dirimu Nyata  namun terasa Maya
Jarak.
Dalam kisah lain...jarak tak hanya soal ribuan kilometer kita terpisah. Tapi juga soal hati dengan hati yang terasa jauh walau raga hanya sedekat jengkal.
Merasa asing saat bertemu denganmu. Merasa jauh saat menatapmu. Merasa dingin saat menyentuhmu. Merasa kosong kurasa ragamu. Kusadari telah terbentuk jarak diantara kita. Dan jaraklah yang membuat semuanya. Semuanya.
Tak ada lagi perasaan menggebu-gebu. Tak ada lagi kehangatan pelukmu, apaguna berpeluk semakin erat bila hati pada akhirnya juga tak sampai
Tak ada lagi dekapmu, apaguna kau mendekapku jika pada akhirnya ragamu tak berhasil kuraih
Tak ada lagi indahnya genggamanmu,apaguna saling menggenggam jika pada akhirnya hati dan cintamu tak berhasil berada dalam genggamanku

Jarak lah yang memisahkan cinta Romeo dan Juliet. Jaraklah yang memisahkan Mermaid Ariel dan Pangerannya. Jaraklah yang memisahkan Merkurius dan Pluto. Jarak jugalah yang pada akhirnya memisahkan aku dan kamu.
                                                                                                                                                14-11-2012
                                                                                                                                                 Megan

Sabtu, 10 November 2012


 Menggapaimu lebih menyusahkan daripada menggapai bukit tertinggi disini
Yah walaupun sama. Sama sama jauh..sama sama membuatku lelah, sama sama beresiko dan sama sama menguras seluruh tenagaku

Mendaki bukit sangatlah penuh dengan tanjakan, penuh rintangan. sama denganmu, ketika aku ditanjakan aku sudah merasa akan sampai, namun ternyata masih jauh..bahkan sangatlah jauh
Dalam perjalananpun terkadang aku harus tersandung kerikil,batu besar bahkan terkadang aku harus terbiasa untuk jatuh

Ketika aku sudah terlalu jauh untuk berjalan dan berlari mengejarmu, datanglah seseorang yang mengejarku dari belakang dan memberiku sejuta kemudahan untuk keatas dan menjamin keselamatanku. Dan aku sadar itu sebuah godaan yang sangat manis

Seperti layaknya pendaki bukit yang memiliki tongkat penyangga untuk membantunya mencapai puncak, aku pun juga memiliki tongkat itu yang kuberi nama sebuah Kesabaran

Diterpa bermacam godaan apapun aku akan terus memegang teguh tongkatku, menolak semua tawaran manis dan aku terus berjalan

Seiring berjalannya waktu dan jarak yang kutempuh sudah lebih dari setengah perjalanan, tongkat penyanggaku sudah mulai rapuh. Ya aku tau semua itu ada batasnya.
Terlalu banyak yang kulewati dan sudah menguras banyak kesabaranku

Dan aku terus berharap bahwa aku akan segera mencapai puncak, tapi terlalu sering aku berharap seperti itu, terlalu sering dan terlalu menyakitkan jika mengingat semua berkata lain.
Dan disinilah aku kehilangan arah, aku berada dipersimpangan dan aku gelap mata
Aku tak tau harus bagaimana. Aku letih. Aku lelah

Kalau boleh memilih, aku pasti akan memilih mundur karena aku sudah terlalu lelah, memilih kembali seperti semula melupakan semua perjalanan ini dan mulai menghapus jejakmu

Namun aku berpikir lagi. Tapi aku tak akan membiarkan seluruh perjalananku ini menjadi sebuah kesiasiaan
Aku tak tau akan berakhir seperti apa atau aku hanya mengejar sesuatu yang semu?
Tapi sebuah kebahagiaan itu datang dari sebuah perjuangan,pengorbanan yang semuanya memliki resiko
Dan aku memilih untuk tetap mendaki, memikul sekarung harapan,dan melanjutkan perjalanan ini bersama tongkat penyanggaku
   *   *  * 
Ternyata pilihan untuk melanjutkan perjalanan itu terlalu salah dan terlalu berat untukku
Yang mana semakin keatas aku merasa lebih sering terjatuh karena semakin banyak nya sesuatu yang menyandungku, entah apapun itu
Dan semakin keatas aku merasa selalu jatuh semakin sakit. Aku tau aku sudah terbiasa dengan rasa ini
Tapi wanita mana yang tak sakit jika selalu berharap dan bertahan dengan diberi harapan

Dan semakin keatas aku semakin membayangkan hal-hal aneh
Seperti aku melihat sosokmu dipuncak yang terasa semakin dekat dan membuatku tenang dan damai..aku merasa inilah yang kutunggu-tunggu. Lalu aku tersandung, kau menghilang dan aku menyadari itu sebuah ilusi.
Lalu aku melihatmu dengan sosok lain diatas sana, langkahku terhenti. Nafasku tercekat. Menelan ludah terasa sulit, sesulit aku menelan kenyataan ini.
Akankah aku melanjutkan perjalanan ini atau aku merapat ke pinggir jurang dan kembali pulang lewat sana. Lagi-lagi aku tersandung dan sosokmu hilang, ya hanya ilusi lagi. Dan aku bersyukur karena terlalu sakit untuk melanjutkan  ilusi itu
                                        *  * *
Tak hanya sakit yang kudapatkan dari perjalanan ini namun juga bahagia yang tak kudapatkan dimanapun selain saat-saat aku bersamamu.
Yah walaupun bahagia bersamamu sangatlah sulit didapat, bagai mencari jarum diantara jerami
Namun sangat membahagiakan seperti  oasis ditengah gurun
Menunggu saat-saat itu sangatlah tak mudah. Aku harus mencari sebuah kesempatan yang kemungkinannya sangat kecil dan kemudian kebahagiaan itu kudapatkan meski datang dari sebuah ketidaksengajaan
Namun saat-saat bahagia itulah yang dinamakan sebuah harapan.
* * *
Semakin lama aku berjalan dan bertahan,  mulailah muncul bermacam-macam pertanyaan dalam benakku dan berkelebat dipikiranku
Apakah kamu menyadari keberadaanku?
Apakah kamu menginginkan keberadaanku?
Apakah rasa yang kita rasa berbeda?
Apakah kamu ragu padaku?
Atau kamu belum siap ?
Akankah kamu menerimaku?
Dan akankah kamu menggenggam tanganku untuk menarikku keatas ke puncak dan bahagia disana bersamamu? Akankah itu terjadi?
Aku mulai terbebani dengan semua pertanyaan yang kutanyakan pada diriku sendiri
Aku mulai terdiam dan berhenti ditengah perjalanan
Dimana kamu sekarang? Banyak pertanyaan yang harus kutanyakan padamu, tapi lidahku sudah terlanjur kelu untuk sekedar berbicara sepatah kata padamu.

Diberi harapan,terjatuh berkali-kali, melihat ilusi gila, dan dihujani pertanyaan telah membuat tubuhku,pikiranku dan hatiku terlalu lelah untuk melangkah.
Perjalanan ku sudah sangat jauh..sangat jauh. Tapi belum melihat tanda tanda keberadaanmu, dimana kamu?
Dan sekarang...
Disini aku, dilereng bukit ini meringkuk sendirian
Disini aku, duduk bernaung langit gelap,dingin dan kosong
Disini aku berselimut angin malam
Disini , ditanah yang kujadikan tumpuan telah basah oleh tetesan air yang menembus peluhku, aku sudah lelah untuk berpura-pura kuat
Dan disini aku sudah setengah menyerah
Tapi aku masih bertahan untuk menunggumu. Menunggu disini disisa perjalananku
Semuanya kuserahkan padamu. Terserah apa yang akan kamu lakukan
Yang jelas disini aku masih setia untukumu. Karena yang setia tidak diminta untuk menunggu.